Menurut IATA (International Air Transport Association) dalam buku mengenai Dangerous Goods Regulation dan Annex 18 mengenai The Safe Transport of Dangerous Goods by Air, definisi dari barang berbahaya adalah sebagai berikut.
“Bahwa suatu barang yang berbahaya adalah zat atau bahan yang memiliki potensi bisa membahayakan, baik secara nyata terhadap keselamatan, kesehatan atau harta milik jika diangkut menggunakan pesawat. Bahaya yang ditimbulkan bisa juga berakibat pada keselamatan.”
Barang berbahaya adalah barang dan atau unsur-unsur zat bahan berbahaya dengan kepekaan terhadap tekanan, suhu udara, hingga getaran dan bisa mengganggu kesehatan makhluk hidup.
Barang berbahaya bisa mengganggu dan membahayakan keselamatan saat penerbangan dan bisa merusak peralatan pengangkut.
Pada dasarnya berbagai barang berbahaya bisa diangkut menggunakan pesawat udara asal memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku.
Begitu juga dengan aturan mengenai cara pengemasan, pemberian label, hingga penyimpanan dan pemuatannya.
Hal tersebut bisa menjadi petunjuk untuk mereka yang bekerja dalam bidang yang menangani barang berbahaya yang dikirim atau diterima.
Hal tersebut agar keamanan dan keselamatan tetap terjaga terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan saat penerbangan.
Mungkin karena disebabkan oleh kelalaian petugas yang berwenang atau kurang dalam melaksanakan pengawasan secara ketat terhadap barang tersebut.
Jika petugas melakukan penyimpangan dari aturan, maka ditakutkan terjadi sesuatu yang bisa mencelakakan manusia hingga bisa merugikan atau merusak fasilitas.
Karena itu sangat dibutuhkan penanganan yang baik dan penuh tanggung jawab berkaitan dengan barang berbahaya.
Klasifikasi Barang Berbahaya
Pada umumnya masyarakat masih belum banyak yang mengetahui secara pasti mengenai barang yang membahayakan saat penerbangan. Agar mudah mengenal berbagai barang berbahaya maka dibagi menjadi kelas dan divisi seperti berikut:
Golongan 1 – Bahan Peledak (Explosives)
Bahan peledak atau bahan mudah meledak. Contoh: TNT, Dinamit, Senjata, Nitroglisering, Peluru, Amunisi, Kembang Api.
Golongan 2 – Bahan Gas (Gases)
Semua bahan gas, termasuk yang sudah dikompresi. Bisa berupa gas yang mudah terbakar atau tidak mudah terbakar, hingga gas beracun.
- Sub-golongan 2.1 – Gas mudah terbakar. Contoh: Butane, gas LPJ, Propane, Hydrogen, Lighters, Acetylene.
- Sub-golongan 2.2 – Gas yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun. Contoh: Nitrogen, Oxygen, Fire extinguisher, Carbon dioxide Neon, Helium, Nitrogen.
- Sub-golongan 2.3 – Gas beracun. Contoh: Semprotan Aerosols of low toxicity, gas air mata.
Golongan 3 – Bahan Cair Mudah Terbakar (Flammable Liquids)
Semua benda cair yang mudah terbakar pada suhu di bawah 35 derajat celcius dan tidak boleh terkena panas maupun di bawah tekanan 101.3 kPa. Contoh: Cat, Alkohol, Bahan Bakar Minyak, Acetone, Petrol, berbagai bahan adhesive.
Golongan 4 – Bahan Padat Mudah Terbakar (Flammable Solids)
Bahan padat yang mudah terbakar jika terkena air, gesekan, atau pancaran gas dan bisa menimbulkan kebakaran seketika.
- Sub-golongan 4.1 – Bahan padat mudah terbakar. Contoh: korek api, batubara, sulfur, nitronaphthalene.
- Sub-golongan 4.2 – Bahan padat mudah meledak. Contoh: fosfor putih atau kuning, magnesium dinamide.
- Sub-golongan 4.3 – Bahan padat menjadi gas dan mudah terbakar jika terkena air. Contoh: Sodium, Calcium Carbide.
Golongan 5 – Bahan Rentan Oksidasi
Bahan yang jika terkena oksigen bisa menimbulkan daya rusak.
- Sub-golongan 5.1 – Bahan mudah beroksidasi dengan bahan lain. Contoh: Air raksa, Calcium Chlorate, Ammonium nitrate feltilizer, bleaches.
- Sub-golongan 5.2 – Bahan mudah berorganik dengan bahan lain. Contoh: Belerang, aspal, ter-Butyl hydroperoxide.
Golongan 6 – Bahan Beracun dan Menular
Bahan atau zat beracun, virus (diatur WHO), bakteri yang bisa mengakibatkan luka, menular dan infeksi.
- Sub-golongan 6.1 – Bahan beracun. Contoh: Arsenic, Pestisida, Cyanide, Nicotine, Strychnine.
- Sub-golongan 6.2 – Bahan atau zat yang bisa mengakibatkan infeksi hingga kematian seseorang. Contoh: Virus, vaksin, bakteri, rabies, dan lain sebagainya.
Golongan 7 – Bahan Radioaktif
Bahan atau zat yang bisa mengeluarkan radiasi, sehingga bisa membahayakan makhluk hidup dan barang. Bahan atau zat ini biasa digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Contoh: Plutonium, Uranium.
Golongan 8 – Bahan Korosif
Bahan yang bisa mengakibatkan korosi atau karat. Bahan ini bisa merusak jaringan kulit atau bahan dengan tingkat korosif yang tinggi. Contoh: Mercury, Battery acids, Sulpuric acid.
Golongan 9 – Bahan Atau Barang Lain Yang Dianggap Berbahaya
Bahan padat maupun cair yang memiliki sifat iritasi atau bisa mengakibatkan ketidaknyamanan. Contoh: Gunting, Obeng, Pisau atau Cutter, dan lain sebagainya.
Selain klasifikasi utama yang sudah disebutkan pada daftar barang berbahaya di atas, masih ada daftar lainnya sekitar lebih dari 3.300 barang. Barang-barang seperti di atas harus diperlakukan secara khusus jika hendak diangkut menggunakan pesawat udara.
Sekian pembahasan dari Union Logistics mengenai klasifikasi barang berbahaya atau Dangerous Goods yang harus diketahui sebelum melakukan pengiriman cargo atau ekspedisi. Dengan informasi di atas semoga bisa membantu Anda dalam mengetahui barang mana yang sekiranya berbahaya untuk dibawa dalam penerbangan.
